JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel siap membangun sebanyak 63 Base Transceiver Stations (BTS) di lokasi-lokasi pelosok melalui program Merah Putih dalam upaya mendukung pemerintah memeratakan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.
Sebanyak 63 BTS Merah Putih yang akan digelar Telkomsel pada tahun ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti di NTT (16 BTS), NTB (7 BTS), Maluku (11 BTS), Sulawesi (21 BTS), Papua (5 BTS), dan Kepri (3 BTS).
Hadirnya 63 BTS baru di lokasi-lokasi tersebut diharapkan akan mampu melayani kebutuhan komunikasi dari sekitar 120.000 warga masyarakat yang sebelumnya memiliki kesulitan dalam mengakses layanan telekomunikasi. Adapun sejak diluncurkan pertama kali di tahun 2008, proyek Telkomsel Merah Putih telah berhasil membuka jaringan di sekitar 450 lokasi dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia, yang terus ditingkatkan layanannya dari sisi kualitas dan kapasitas.
"Sejak awal beroperasi 22 tahun yang lalu, Telkomsel memiliki visi untuk menyatukan Indonesia melalui hadirnya layanan telekomunikasi di berbagai lokasi di Indonesia, sehingga masyarakat bisa saling terhubung kapan pun dan di mana pun. Komitmen ini terus kami pertahankan hingga saat ini, dimana kami konsisten membangun daerah-daerah pelosok agar tidak terisolasi dari sisi telekomunikasi,” kata Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah dalam keterangannya, Jumat (28/7).
Ditambahkannya, saat ini telekomunikasi tidak hanya menjadi kebutuhan utama masyarakat di kota besar namun juga hingga ke pelosok.
“Untuk itu kami pun terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui layanan seluler yang kami hadirkan, sehingga lebih banyak lagi masyarakat di pelosok yang dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan standar kualitas yang sama dengan wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Kami berharap hadirnya layanan ini dapat turut mendorong perubahan yang lebih baik di berbagai sektor di wilayah terkait," katanya.
Di program Merah Putih, Telkomsel menerapkan teknologi berkonsep remote solution system yang dinamakan: Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP) yang berbasis satelit ditambah dengan teknologi power supply yang menggunakan solar panel system.
Teknologi ini merupakan solusi layanan komunikasi yang cocok untuk diterapkan di daerah terpencil dengan infrastruktur yang sangat terbatas dan kondisi geografis yang sangat ekstrim, seperti pedesaan dan wilayah terdepan Indonesia. Dengan diimplementasikannya teknologi ini, pelanggan dapat menikmati layanan suara, SMS, dan data dengan kualitas yang memadai.
Apresiasi KPU/USO 2017
Selaku salah satu mitra kerja pemerintah (Kemkominfo) yang terus mendukung keberhasilan pembangunan telekomunikasi dan informatika melalui program Kewajiban Pelaksanaan Universal/Universal Service Obligation KPU/USO, Telkomsel mendapatkan penghargaan dalam kategori ‘Wajib bayar Kontribusi KPU/USO Terbaik Tahun Buku 2016’ di acara Malam Penghargaan dan Apresiasi KPU/USO 2017.
Ririek Adriansyah di malam apresiasi mitra USO BP3TI
KPU/USO merupakan program pemerataan pembangunan telekomunikasi dan informatika yang diprioritaskan di daerah terluar/perbatasan, desa tertinggal, desa terpencil, daerah rintisan dan daerah yang tidak layak secara ekonomis serta wilayah yang belum terjangkau akses dan layanan telekomunikasi.
"Tentunya kami berharap program USO dapat semakin banyak melayani dan memajukan seluruh wilayah Indonesia yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan telekomunikasi. Kami pun bergerak beriringan dengan pemerintah untuk terus melakukan penggelaran jaringan telekomunikasi di berbagai wilayah Indonesia. Kami pun meyakini dampak sosial yang positif dari kehadiran akses telekomunikasi dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian suatu daerah, sehingga dapat membuka peluang usaha dan bahkan lapangan kerja baru," jelas Ririek.
Pendanaan KPU/USO merupakan anggaran dari kontribusi penyelenggara jaringan/jasa telekomunikasi yang diperoleh dari pendapatan kotor perusahaan. Sejak tahun 2006, pengelolaan anggaran KPU/USP dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Layanan Umum (BLU) yang kini bernama Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BPPPTI).
Kesuksesan program KPU/USO merupakan sinergi dari masyarakat Indonesia sebagai pelanggan layanan telekomunikasi, fasilitasi penyedia jaringan/jasa telekomunikasi, dan penetapan koridor pembangunan oleh pemerintah, di mana hasil dari sinergi tersebut kembali dirasakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah prioritas USO.(id)